Selasa, 24 Januari 2012

The Seat of the Soul (Gary Zukav)

Evolusi ;
Otentik power (cinta) VS eksternal power (kuasa)
Jiwa (personality) VS roh (soul)
Memilih berevolusi secara sadar VS tak sadar

Jiwa = mengembangkan multi indera; intuisi; melalui pengalaman, dapat
Membedakan. Menilai danmengenali arus – arus yang melairkan kreativitas,
penyembuhan , dan cinta kasih

Roh = merupakan kekuatan positif, memiliki tujuan, menjadi inti keberadaan.
Bagian dari diri yang mengerti hakikat impersonal dinamika ebergi yang dialami
dalam berevolusi; mencintai tanpa batasan dan menerima tanpa penghakiman.

Ketika energi roh dikenali, disantuni, dihargai, dia mulai memasuki kehidupan.
Ketika jiwa mulai diisi oleh energi roh secara penuh, saat itulah pemberdayaan
otentik terjadi. Inilah tujuan dari proses evolusi yang melibatkan kita dan
merupakan alas an keberadaankita. Setiap pengalaman kita di bumi mendorong
penyelarasan antara jiwa dan roh kita.

Karma
Secara sukarela roh memilih menjalani pengalaman tertentu untuk mengalami penyembuhan. Jiwa adalah bagian – bagian roh yang membutuhkan penyembuhan.

Setiap tindakan, pikiran, dan perasaan digerakan oleh niat. Niat menjadi sebab dari suatu akibat.

Hukum sebab akibat dalam ranah objek dan fenomena fisik mencerminkan suatu dinamika yang tak terbatas pada realitas fisik. Itulah dinamika karma.

 “Dalam setiap tindakan, terdapat reaksi yang setara dan berlawanan”; hukum besar karma membantu meyimbangkan energi dalam sistem evolusi kita.
“ Anda akan memperoleh dari dunia apa yang telah Anda berikan kepada dunia.”
Hukum karma bukanlah dinamika moral, berfungsi sebagai pengajar tanggung jawab yang bersifat impersonal dan universal.

Penyeimbangan energi tidak selalu terjadi dalam sekali rentang kehidupan. Seringkali jiwa mengalami akibat yang diciptakan oleh jiwa lain dari roh yang sama.

Ketidakseimbangan energi dalam roh merupakan bagian – bagian roh yang belum lengkap yang membentuk jiwa. Jiwa – jiwa yang saling berinteraksi adalah roh – roh yang sedang mencari penyembuhan. Oleh karena kita tidak tahu apa yang sedang disembuhkan melalui setiap interaksi – hutang karma apa yang sedang diselesaikan – kita tidak dapat menghakimi yang kita lihat.

Hal ini tidak berarti bahwa kita tak dapat mengenali kenegatifan ketika kita melihatnya, melainkan kita tak dapat menghakiminya. Taklaka kita menghakimi, kita sebenarnya sedang menciptakan karma negatif.

Seseorang yang terlibat dalam kekerasan sebenarnya sedang menderita sakit, karena roh yang sehat dan seimbang tak mampu menyakiti orang lain.


Penghargaan (takzim)
Penghargaan/ menghormati berarti menjalin hubungan dengan kehidupan dalam bentuk dan kedalaman hubungan yang lebih dari sekedar kulit, melainkan mencapai intinya. Menjalin hubungan dengan esensi segala sesuatu, manusia, planet, binatang; menjalin hubungan dengan bagian dalam dari keberadaan.

Proses merupakan sesuatu yang dihormati. Kita melihat proses yang sedang dilewati dalam kerangka evolusi dan pematangan roh.

Hati
Perasaan merupakan arus energi yang melewati kita. Menyadari arus ini merupakan langkah pertama dalam mempelajari bagaimana dan mengapa pengalaman kita terjadi.

Perasaan mencerminkan niat, karena itu kesadaran perasaan mencerminkan kesadaran niat.Setiap ketidaksadaran antara niat yang disadari dan perasaan yang menertainya secara langsung menunjukan aspek jiwa yang terkoyak dan memerlukan penyembuhan. Tanpa perasaan, kita tak mampu mengalami penhormatan (takzim).

Kejahatan adalah ketiadaan ”cahaya”(kemurnian, wawasan, inspirasi Ilahiah), ketiadaan cinta. Memahami kejahatan sebagai ketiadaan cahaya secara otomatis mengharuskan kita mencari cahaya. Penyembuhan bagi ketiadaan adalah ”kehadiran”.

PENCIPTAAN
Intuisi
Persepsi pokok manusia multisensory adalah bahwa dia tidak sendirian; tidak semata mengandalkan persepsi dan intepretasinya sendiri, karena dia dalam komunikasi sadar dengan intelegensia tingkat lanjut lainnya.

Jiwa manusia multisensory dapat memahami lebih cepat makna berbagai pengalaman, cara terjadinya pengalaman – pengalaman itu, hal – hal di balik pengalaman dan peran yang dimainkannya dalam menciptakan pengalaman – pengalaman tersebut. Mereka memiliki kemampuan belajar tentang situasi lebih cepat, sehingga dapat pula lebih cepat memilih secara lebih bijaksana dan dengan lebih banyak rasa belas kasih.

Intelegensia tingkat lanjut mermbantu roh dalam perjalanan evolusinya melalui; wawasan, intuisi, firasat, dan inspirasi berupa pesan – pesan kepada roh.

Langkah pertama adalah : menyadari apa yang kita rasakan. Anda akan dituntun menuju sumber-Nya.

Teknik mendisiplinkan intuisi;
1. Permbersihan perasaan sepanjang waktu; akan menjernihkan kualitas frekuensi kita. Negativitas emosi tidak akan tinggal di dalam diri, akan semakin ringan, dan membuka jalur intuisif serta akan menumbuhkan perasaan cinta yang jernih.
2. Pembersihan nutrisi keracunan secara fisik yang dapat mengganggu intuisi.
3. Menghargai bimbingan yang kita terima (bersedia mendengarkan apa yang dikatakan intuisi dan bertindak sesuai dengan kata intuisi itu).
4. Membiarkan pola orientasi keterbukaan kita pada kehidupan kita dan alam semesta., mendekatai pertanyaan di dalam hidup dengan keyakinan dan kepercayaan bahwa terdapat alasan bagi semua yang terjadi (yang pada intinya selalau baik dan pengasih).

Intuisi adalah sistem indera yang bekrja tanpa data dari pancaindera. Intuisi berfungsi untuk kreativitas, inspirasi, sebagai jaringan yang digunakan oleh berbagai sumber; merupakan walkie talkie jiwa dan roh (komunikasi melalui diri yang lebih tinggi; merupakan aspek dari roh yang berada di dalam diri kita, tetapi bukanlah roh kita secara penuh). Ilustrasi; cangkir (jiwa), galon (bagian roh), tangki air (roh).

Melalui intuisi manusia dapat memahami dan mengalamai kebenaran secara sadar. Kebenaran adalah sesuatu yang tidak mencemari kita, tetapi menguatkan kita. Diri lebih tinggi yang berhubungan dengan guru nonfisik menghasilkan suatu tingkatan kebenaran yang tidak hanya benar bagi kita, tetapi juga benar bagi siapa saja yang berhubungan dengannya.

Perbedaan kebenaran personal (milik anda) dan kebenaran impersonal (milik semua orang). Kadangkala kebenaran yang datang melalui proses intuitif dapat tercemari oleh ”ketakutan” kita.

Jiwa tidak pernah terpisah dari rohnya; roh dan jiwa – jiwanya secara terus menerus dibantu dan dibimbing oleh kearifan impersonal.

Cahaya
Kita merupakan suatu sistem cahaya sebagaimana semua kehidupan lainnya. Frekuensi cahaya kita tergantung pada kesadaran kita. Pada saat kita mengubah tingkatan kesadaran, sebenarnya mengubah frekuensi cahaya kita (mis. memaafkan, kasih sayang, dll.)

Perasaan merupakan arus energi dengan berbagai frekuensi. Perasaan negatif; benci, iri, rendah diri, takur , dll, merupakan energi rendah daripada perasaan yang kita anggap positif, seperti; kasih sayang, kegembiraan, cinta, belas kasih.

Pikiran yang berbeda menciptakan perasaan yang berbeda pula. Sistem energi rendah menarik energi dari ssistem frekuensi tinggi.  Sistem frekuensi yang cukup tinggi akan nayaman, tenang, memulihkan, karena kualitas cahaya ”bersinar”.

Dengan memilih pikiran dan arus perasaan yang akan kita lepaskan dan perkuat, kita sebenarnya menetapkan kualitas cahaya kita.

Masing- masing roh manusia mempunyai pembimbing dan guru. Guru nonfisik membawa kita lebih dekat pada pada roh kita, marik perhatian kita pada jalur vertikal (jalur kesadaran dan pilihan sadar; untuk mengolah kesadaran dirinya yang lebih tinggi – melanjutkan pertumbuhan spiritual).

Jalur vertikal dimulai dengan keputusan melakukan sesuatu secara sadar.

Pembimbing dan guru membantu roh dalam setiap tahapan evolusinya. Jumlah pembimbing dan guru yang dimiliki oleh suatu roh tergantung pada yang ingin dicapai adn tingkat kesadarannya. Roh yang ingin mencapai proyek yang lebih besar memperleh dampingan lebih banyak.

Roh kita mengetahui pembimbing dan gurunya. Keputusan yang kita ambil merupakan keputusan kita, guru non fisik tak dapat dan akan menggantikan kita menjalani hidup kita. Guru nonfisik akan membantu kit amelalui pembelajarn pengalaman hidup. Jawaban – jawaban yang disediakan tergantung pada pertanyaan- pertanyaan yang kita ajukan – degan cara mempertanyakan motivasi kita sendiri, dengan cara meditasi, berda, membiarkan diri terbuka, atau bertanya langsung.

Guru kita dapat menyediakan pengetahuan yang memungkinkan kita memilih secara bertanggung jawab dan (mudah - mudahan) memilih secara bijak.
Setiap keputusan yang kita ambil, merupakan jawaban atas pertanyaan.
” Bagaimana cara kita belajar tentang cinta ? Bagaimana kita belajar tentang pemberdayaan otentik ?; melalui keraguan, ketakutan atau kearifan ?”

Inilah awal mula kehendak bebas: bagaimana kita hendak belajar ? Setiap kesempatan dalam memilih setiap keadaan intinya adalah,”Apakah kita akan memilih jalan keraguan/ ketakuan, ataukan kita akan memilih pohon kearifan ?”

Niat
Setiap pengalaman dan setiap perubahan di dalam pengalaman kita mencerminkan suatu niat. Niat bukan hanya keinginan, niat adalah penggunaan kehendak kita. ]

Jika kita mempunyai niat – niat yang saling bertentangan, kita akan terkoyak karena kedua dinamika itu akan bergerak saling berlawanan. Jika kita tidak menyadari niat kita, maka niat yang paling kuatlah yang akan menang.

Jiwa yang terkoyak berjuang sendirian; nilai, persepsi, perilaku tidak terintegrasi. Jiwa yang terkoyak membutuhkan penyembuhan. Ketika jiwa menjadi sadar dan terintegrasi, ia menyembuhkan bagian – bagian rohnya yangtelah berinkarnasi untuk sembuh. Cahaya yang mengalir melalui jiwa yang utuh terousat pada satu sinar jernih tunggal. Niat – niatnya kuat dan efektif (menjadi sinar laser; koheren; setiap gelombangnya saling menguatkan).

Niat mempunyai pengaruh yang lebih kuat daripada hubungan, menggerakan proses – proses yang mempengaruhi setiap aspek kehidupan kita.

Kita menciptakan realitas dengan niat kita. Realitas adalah penciptaan yang berlapis – lapis. Tak ada dua orang yang memiliki realitas yang sama.
Lapisan pertama adalah ; realitas jiwa kita (kehidupan personal)
Lapisan kedua adalah ; keluarga kita
Lapisan ketiga adalah ; sekolah atau tempat bekerja
Lapisan berikutnya meliputi orang- orang yang berhubungan dengan kita selama kehidupan.

Kita merupakan hasil karma roh kita. Sifat, berbagai kecakapan, dan berbagai sikap yang lahir bersama kita mendukung pembelajarn roh kita. Ketika roh kita mengetahui berbagai pelajaran yang harus dia pelajari untuk menyeimbangkan energinya, sifat – sifat itu menjadi tidak perlu lagi – digantikan oleh yang lain.

Spektrum manusia dapat dibagi menjadi dua unsur; cinta dan takut.

Manakala kita lebih memilih menanggapi kesulitan – kesulitan hidup dengan belas kasih dan cinta daripada ketakutan dan keraguan, kita sebenarnya menciptakan ”surga di dunia” – membawa aspek – aspek tingkatan realitas yang lebih seimbang dan selaras ke dalam kehidupan fisik.

Memasukan kesadaran ke dalam proses silus penciptaan pada titik niat, dan pada titik reaksi, memungkinkan terjadinya pilihan. Ke mana perhatian kita tertuju, kesitulah kita berjalan. Kita adalah apa yang kita inginkan. Kita memilih bagaimana kita akan menciptakan realitas kita. Tantangan bagi setiap manusia adalah penciptaan. Apakah kita akan mencipta dengan penghormatan (takzim) ataukah dengan kelalaian ?

TANGGUNG JAWAB
Pilihan
Pusat proses evolusi adalah pilihan. Setiap pilihan yang kita buat merupakan pilihan niat. Kita tak dapat memilih niat kita secara sadar sampai menyadari berbagai aspek diri kita. Jika kita tak menyadari masing – masing bagian diri kita, maka kita akan mempunyai pengalman keinginan untuk mengatakan atau bertujuan tertentu, dan menemukan diri anda mengatakan atau bertujuan yang lain.

Apakah pilihan yang bertanggung jawab ?
Pada waktu kita mengikuti perasaan, menjadi menyadari berbabagi bagian dari diri kita, dan berbagai hal yang diinginkan oleh bagian – bagian tersebut. Kita tak dapat memiliki semuanya secara sekaligus karena banyak diantaranya saling bertentangan. Kita harus memilih pengalaman mana yang akan kit aciptakan pada saat kita membentuk cahaya nonfisik.

Ketika kita menyadari berbagai bagian dari jiwa kita, kita jadi mampu mengalami secara sadar kekuatan – kekuatan di dalam diri Anda yangsaling bersaing untuk mengungkapkan diri. Ketika kita memasuki dinamika ini secara sadar, kita menciptakan kemampuan bagi diri kita untuk memilih secara sadar di antara kekuatan – kekuatan di dalam diri kita, untuk memilih di mana dan bagaimana kita akan memusatkan energi kita.

Suatu pilihan yang  bertanggung jawab merupakan pilihan yang memperhitungkan berbagai konsekuensi dari masing – masing pilihan. Apa yangakan dihasilkan ? Apakah saya benar – benar ingin menciptakannya ? Apakah saya siap menerima konsekuensi dari pilihan ini ?
Proyeksikan diri kita ke dalam kemungkinkan masa depan. Lihatlah bagaimana perasaan kita. Tanyakan kepada diri sendiri ” Inikah yang benar – benar saya inginkan ?” Lalu putuskan. Kita akan menciptakan karma yang kita inginkan.

Kita secara terus menerus menerima bimbingan dan dampingan dari pembimbing dan guru, serta alam semesta. Ketika kita memilih secara sadar untuk bergerak menuju energi roh kita, maka sebenarnya kita mengundang bimbingan itu (mengundag kekuatan nonfisik. Inilah yang disebut; karunia, terbukanya jalan antara kita dan bimbingan nonfisik.

Apakah godaan ? Godaan adalah belas kasih alam semesta membiarkan kita melewati hal – hal yang menjadi dinamika karma negatif jika kita membiarkannya mengejawantah secar afisik. Godaan adalah latihan bagi karma negatif. Godaan bukanlah jebakan. Setiap godaan merupakan peluang yang memungkinkan roh mampu belajar tanpa menciptakan karma, untuk berevolusi secara langsung melalui pilihan sadar.
(Lucifer berarti pembawa cahaya. Adalah dinamika yang dengan baik hati menawarkan pelauang kepada masing – masing roh untuk menantang bagian dari dirinya yang menolak cahaya.)

Perjalanan menuju keutuhan menuntut kita untuk mengkaji secara jujur, terbuka, dan berani berbagai dinamika yang berada di balik yang kit arasakan, yang kita hayati serta yang kita hargai, dan di balik cara kita betindak. Merupakan perjalanan melalui pertahanan – pertahanan dan di luar pertahanan – pertahanan kita, sehingga kita secara sadar mengalami hakikat jiwa kita, menghadapi hal – hal yang sudah dihasilkan oleh jiwa kita dalam kehidupan, dan memilih untuk mengubahnya.

Kecanduan
Kita tak dapat memulai upaya pembebasan diri ari suatu kecanduan tanpa mengakui bahwa kita menderita kecanduan; suatu bagian diri yang tidak terkendali.

Jiwa merasionalisasi kecanduan. Pada saat kita merasakan tingkatan – tingkatan ketertarikan yang menyebabkan kecanduan, tanyakan kepada diri sendiri pertanyaan – pertanyaan penting dari roh ” Apakah dengan mengikuti berbabagi dorongan keinginan itu kita meningkatkan kualitas pencerahan kita ?” Apakah ketertarikan itu membawa kita pada jenis kekuatan murni ? Apakah ketertarikan itu akan membuat kit alebih penyayang ? lebih utuh ?

Jalan keluar dari kecanduan; Berjalanlah melewati realitas etapak demi setapak. Buatlah diri kita menyadari berbagaikonsekuensi dari keputusan – keputusan kita, lalu buatlah pilihan yang tepat. Ingatkan diri kita berulang – ulang; kita berdiri di antara dua dunia, yaitu dunia diri kita yang lebih rendah dan dunia diri kita yang utuh.

Hubungan
Ketika roh memilih jalur vertikal, ia memilih berevolusi secara sadar melalui pilihan – pilihan yang bertanggung jawab, mampu membebaskan dirinya dari berbagai anasir negatifnya sendiri. Dia mampu mencapai kekuatan otentik.
Dia berurusan dengan negatifitasnya sendiri, niat tak sadar dari bagian jiwa yang terkoyak. Pada saat jiwa menjadi sadar, ketika dia berevolusi menjadi jiwa multisensory dan menjadi terintegrasi, maka frekuensi kesadarannya meningkat. Dia menjadi utuh. Dia menjadi mampu melihat dirinya sendiri dan jiwa – jiwa lain di sekitarnya dengan penuh belas kasih dan kejernihan dengan karifan rohnya.

Ketika roh sadar untuk berpartisipasi secara sadar pada tingkat – tingkat yang lebih inklusif, dia menjadi mampu berpartisipasi secara langsung di dalam pembebasan keluarga, kelompok, komunitas atau bangsanya dari berbagai kenegatifan yang ada. Roh tersebut mengambil resiko terkontaminasi oleh negatifitas tersebut, mengambil resiko tercemari oleh rasa takut, marah, egoisme pada tingkat interaksinya. Roh besar adalah seseorang yang berurusan dengan tugas perubahan.

Setiap roh yang secara sadar setuju untuk membawa cinta, belas kasih dan kearifan yang telah diperolehnya ke tingkat interaksi manusia sebenarnya sedang berusaha melalui energinya sendiri untuk menantang pola ketakutan kolektif. Frekuensi kesadaran kita akan menyentuh semakin banyak orang di sekitar kita. Pada saat godaan menjadi semakin besar, semakin besar pulalah kemampuan kita untuk membuat pilihan – pilihan yang bertanggung jawab. Pada sat itu kita akan bersinar semakin terang dan semakin terang pulalah dunia kita.

Roh
Hanya manusia yang memiliki roh individual, binatang hanya memiliki roh kelompok. Guru nonfisik kita berasal dari level cahaya, sehinga tidak tepat memandang mereka dari perspektif dinamika personal – mereka adalah sebagai kesadaran impersonal dari alam yang tak dapat dipahami dalam konteks pengertian manusia.

Malaikat adalah roh yang utuh. Dualitas hanya ada pada level – level tertentu. Dualitas merupakan suatu dinamika pembelajaran. Kita berada dalam level dualitas, guru nonfisik kita tidak. Dualitas ádalah sesuatu yang dipahami dalam konteks ruang dan waktu. Ketika kita berevolusi di luat konteks ruang dan waktu, kita meninggalkan tubu fisik dan kembali pulang ke dataran realitas nonfisik, kita tidak akan berada dalam dualisme; yang ada hádala kesempurnaan segala sesuatu.

Ke manakah perginya roh Manusia yang lebih tinggi ¿ Terdapat banyak kehidupan yang merupakan peningkatan dari bentuk kehidupan ini.

Malaikat memiliki kehendak, keadaannya tak memungkinkan bagi kehendak tersebut untuk berbelk ke jalan yang salah/ negatif. Malaikat dapat dianggap telah berevolusi di luar kebutuhan pengujian dan oleh karenanya tidak ada karma.Hukum karma hádala untuk hukum materi fisik dan roh, bukan untuk roh.
Banyak alam nonfisik yang bukan alam malaikat. Terdapat berlapis – lapis intelegensia.

Dalam berbagai kasus, roh melekat pada jiwa karena jiwa itu sangat berhasil atau sangat kuat selama masa hidupnya, sehingga proses roh melenas aspek – aspek jiwa tidak terjadi – tak mengikuti evolusi. Pembakaran dan hambatan terjadi dalam sistem energi. Hambatan yang terjadi dalam proses evolusi menghasilkan fenomena yang kita sebut sebagai roh jahat, hantu, dll. Roh – roh tersebut memilih untuk tetap tingla di lingkungan bumi.

Roh tak berawal dan tak berakhir, namun ada sejumlah roh yang lebih tua daripada roh – roh lainnya. Semua roh berasal dari yang Ilahi. Tubuh merupakan instrumen roh.

KEKUATAN
Psikologi
Psikologi berarti pengetahuan tentang roh. Psikologi sebenarnya berarti studi tentang roh, tetapi tidak pernah sampaike roh. Psikologi adalah studi tentang kognisi, persepsi, dan afeksi; tidak lebih dari studi tentang jiwa (sehinga tak mampu mengenali roh)

Perlu kiranya kita memahami temparamen roh, mempelajari hal – hal yang dapat dan tidak dapat ditolerir oleh roh, hal – hal yang dapat meberikan kontribusi pada kesehatan roh dan yang merusak kesehatannya.Ketika kita benar – benar memahami bahwa pengalaman hidup kita diperlukan untuk menyimbangkan energi roh kita, kita bebas untuk tidak bereaksi terhadap pengalaman – pengalaman itu, untuk tidak menciptakan karma negatif.

Jika kita tidak mencintai diri kita sendiri maka kita takkan dapat mencintai orang lain, dan kita tak dapat menahan diri melihat orang lain dicintai.

Apakah roh yang sehat itu ? einkarnasi dan peran karma dalam perkembangan roh menjadi bagian sentral dari psikologi spiritual. Kita memerlukan suatu pemahaman tentang masing – masing jiwa, tentang masing – masing masa hidup dan tentang roh. Tanpa itu, kita tidak bisa memahami rentang cakupan yang sedang disembuhkan melalui pengalman – pengalman kita. Kekuatan penyembuhan pada inti psikologi adalah kekuatan kesadaran.

Eksplorasi dan pemahaman tentang intuisi juga merupakan bagian inti dari psikologi spiritual. Spiritaulitas menjadi inti psikologi spiritual. Psikologi spiritual menelusuri dan memhami hubungan – hubungan fungsional antara; karma, reinkarnasi, intuisi dan spiritualitas.

Spiritualitas merupakan jalam, melalui diri kita yang lebih tinggi, yang memungkinkan kita meminta dan menerima bantuan dari roh – roh lain dan dari guru serta pembimbing kita. Spiritualitas kita berhubungan dengan sesuatu yang abadi di dalam diri kita.

Psikologi spiritual menjelaskan situasi – situasi yang mengoyak roh, misalnya kebrutalan, kepedihan, irasionalitas, kebohongan, ketidak sediaanmemaafkan, kecemburuan, kebencian; semuanya merupakan kekotoran atau racun bagi roh.
Pada sat jiwa terlibat dengan perilaku – perilaku ini, ia seakan terus menerus memberi makan dirinya sendiri dengan racun berbahaya yang mengacaukan, mengotori dan menghancurkan kekuatan roh. Kesadaran akan memasuki jiwa yang tak sadar melalui “krisis”.

Psikologi spiritual akan mendukung pilihan untuk memilih melalui kearifan, melepas pola – pola negativitas, keraguan , ketakutan yang tidak tepat bagi jati diri kita.

Ilusi
Setiap interaksi masing – masing individu merupakan bagian dari dinamika pembelajaan secara terus menerus. Ketika kita berinteraksi terdapat isyarat yang menjadi bagian dari dinamika ini yang memungkinkan masing – masing roh menghayati hal – hal yang dibutuhkan dalam rangka penyembuhan.

Ilusi merupakan sarana pembelajaran. Ilusi adalah bagian jiwa. Jiwa yang hidup dalam cinta dan cahaya, yang melihat dengan menggunakan mata roh, dapat melihat ilusi itu dan secara sekaligus tidak tenggelam di dalammnya.

Ilusi maing – masing roh diciptakan oleh niatnya. Memahami munculnya ilusi, cara kerja ilusi, dinamika yang terjadi di baliknya dan peran yang dimainkannya dalam evolusi roh merupakan inti psikologi spiritual.

Ilusi mengendalikankekuatan atas diri kita ketika kita merasa takut, benci, sedih, jengkel. Ilusi tak dapat mengendalikan kita pada waktu kita mencintai, berbelas kasih, membuka hati bagi orang lain, ketika kreativitas mengalir dengan gembira dan tanpa halangan memasuki masa kini. Ilusi takberdaya menghadapi jiwa yang selaras dengan rohnya.

Sistem perasaan manusia dapat diurai menjadi dua; takut dan cinta. Cinta adalah bagian dari roh, takut adalah bagian dari jiwa.

Keputusan tak sadar mengakibatkan perilaku negatif dan mengakibatkan karma negatif. Perilaku neagtif menghasilkan perasaan negatif dalam diri sesorang dan orang lain. Karma negatif berarti bahwa jiwa yang memilih perilaku negatif akan mengalami perilaku negatif yang sama dari jiwa lain, dan akan diberi peluang memutuskan apakah akan melepas atau meneruskan modus itu. Hal ini disebut ilusi karena dalam realitas nonfisik tidak ada ruang, waktu, kemarahan, ecemburuan. Pada saat kita berpulang, dia juga berakhir.

Kita perlu belajar untuk membedakan kebutuhan sejati kita, apa yang sungguh – sungguh kita butuhkan sebagai manusia dan sebagai roh. Sekalo kita memperoleh pemahaman yang jelas tentang hal itu, kita akan mulai dapat memisahkan diri kita dari diri palsu. Kebutuhan plasu aka mengakibatkan karma negatif.

Kebutuhan otentik adalah kebutuhan roh; mencintai dan dicintai, mengungkapkan kreativitas, mengolah semangat, bekerja secara sadar menyelaraskan jiwa dan roh, dibimbing dengan kebijaksanaan oleh guru nonfisik.

Dengan belajar menganggapi kebutuhan otentik, kita membiarkan kebutuhan palsu menyingkir menjadi mekanisme pertahanan yang tak diperlukan, kita mejadi terbuka, penuh pengertian dan pengasih pada yang lain.

Kekuatan
Kekuatan sejati adalah energi yang dibentuk oleh kehendak roh. Kekuatan adalah cahaya yang dibentuk kehendak cinta dan perhatian yang dibimbing oleh kearifan. Kekuatan merupakan energi yang dipusatkan dan diarahkan menuju terpenuhinya tugas – tugas roh di bumi dan bagi perkembangan jiwa sebagai perlengkapan fisik roh yang sesuai dengan tugas – tugas itu.

Terdapat suatu pertukaran energi yangterus menerus antar roh. Pertukaran itu menjadi rusak ketika jiwa terkoyak. Energi dan kekuatan meninggalkan jiwa yang terkoyak melalui masing – masing bagiannya.Ketika energi meninggalkan kita dalam keadaan ketakutan dan kecurigaan, akan membawa pada kecemasan,
ketidakyamanan dan kepedihan.

Manusia yang berdaya kekuatan otentik merupakan manusia yang tidak melepaskan energinya kecuali dalam bentuk cinta dan kepercayaan.

Seorang yang berdaya kekuatan otentik bersifat rendah hati (kebesaran hati; memiliki,menghormati pada kehidupan dalam segala bentuknya; tidak pernah meminta lebih dari yang dibutuhkan, merasa puas dengan terpenuhi kebutuhan otentiknya, tidak terbebani oleh kebutuhan palsu; bebas mencintai dan menjadi yang diinginkan, tidak mempunyai standar palsu, tidak tertarik simbol – simbol kekuatan eksternal; fokus pada usahanya untuk menghasilkan yang terbaik).
   
Seorang yang berdaya kekuatan otentik adalah seorang pemberi maaf. Pemberian maaf adalah dinamika energi (bukan persoalan moral). Memaafkan berarti bahwa kita tidak membebani orang lain untuk bertanggung jawab atas pengalaman kita. Mengeluh adalah dinamika menyuruh orang lain bertangung jawab atas yang kita alami, dan membereskan berbagai hal untuk kita. Mengeluh merupakan suatu bentuk manipulasi, kita bebas bergerak lebih dari itu menuju langkah berikut, yaitu berbagi tanpa manipulasi.

Seorang yang berdaya kekuatan otentik memliki kejenihan di dalam persepsi dan pemikiran. Kejernihan merupakan persepsi kearifan, berarti memandang dengan kearifan, mampu menangkap dan memahami ilusi. Kejernihan merupakan persepsi setiap saat bahwa segala sesuatu dirancang untuk keutuhan dan kesempurnaan, dan bahwa setiap aspek pada akhirnya berfungsi untuk suatu pembelajaran yang indah. Kemanapun jiwa itu  memandang, dia melihat tangan Tuhan.

Seorang yang berdaya kekuatan otentik hidup dalam cinta. Cinta adalah energi roh. Cinta adalah penyembuhan jiwa. Tak ada yang tak dapat disembuhkan oleh cinta. Tak ada apapun kecuali cinta.

Kepercayaan
Setiap roh hadir di bumi dengan membawa berbagai anugerah. Roh berinkarnasi bukan hanya untuk menyembuhkan dan menyimbangkan energinya, membayar hutang karmanya, melainkan juga menyumbangkan keistimewaannya dengan cara – cara khusus.

Sebelum berinkarnasi, setiap roh bersepakat untuk melaksanakan tugas – tugas tertentu di bumi; roh memasuki kesepakatn suci untuk menunaikan tujuan – tujuan tertentu. Roh memasuki komitmen ini dalam keutuhan keberadaannya. Itulah sebabnya ketika suat roh berhasil dalam menunaikan tugasnya, dalam memenuhi kesepakatan, terdapat kekayaan dan keistimewaan bagi rentang waktu kehidupan jiwa tersebut yang dikenali dan dihormati oleh sesam roh, baik secara fisik maupun nonfisik. Apapun kontrak roh kita, semua pengalaman hidup kita berfungsi untuk membangunkan memori tentang kontrak itu di dalam diri kita, dan mempersiapkan kita untuk menunaikannya.

Jiwa yang belum berdaya tak dapat menunaikan tugas roh. Jiwa yang tidak berdaya menderita semacam kekosonan bathin yang tak sdapat disembuhkan dengan cara memuaskan keinginan – keinginan jiwa. Memuaskan kebutuhan yang didasari ketakutan tidak membawa pada tujuan. Lambat laun ia merindukan energi rohnya. Jiwa hanya dapat memuaskan kerinduannya jika ia mulai menapaki jalur yang dipilih oleh roh. Bagaimana mengingat tugas roh kita ?
Jiwa yang terlibat dalam pekerjaan roh akan ceria, tidak terbebani negativitas, tidak merasa takut. Mengalami keadaan penuh tujuan dan makna, merasakan kegembiraan dalam pekerjaannya dan dalam kehadiran bersama orang lain. Dia puas sekaligus memuaskan.

Ada banyak jalur optimal. Dalam setiap pilihan, kita langsung menciptakan banyak jalur, salah satunya adalah jalur optimal. Jalur optimal roh kita adalah jalur kesadaran,jalur vertikal.Bimbingan nonfisik merupakan kemitraan yang menantang kita untuk menjumpai keluasan dan kedalaman kekuatan otentik dan pilihan yang bertanggung jawab. Ia akan membuat kita mengetahui kekuatan penuh kita dan membimbing kita untuk memanfaatkannya.

Lepaskanlah apa yang dianggap sebagai imbalan yang adil. Percayalah. Menciptalah. Jadilah diri sendiri. Sisanya serahkan kepada guru nonfisik dan alam. Mempercayai berarti bahwa keadaan yang melingkupi kita sedang bekerja menuju tujuan yang terbaik dan paling tepat bagi kita. Lepaskan. Jagalah kekuatan agar tetap dalam kekinian dan masa kini. Berhati – hati dengan perkataan dan tindakan yanng dilakukan. Lakukanlah yang perlu dilakukan berdasarkan tujuan. Pilihan adalah untuk menentukan waktu yang tepat, motivasi yang jernih, dan kepercayaan dengan dibimbing intuisi. Biarkan diri menyadari yang dirasakan. Ijinkan diri memilih perilaku yang positif setiap saat. Jadilah tubuh di dalam roh, bukan roh di dalam tubuh.

summary; the Seat of the Soul, Gary Zukav. ks.2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar