Selasa, 24 Januari 2012

The Seat of the Soul (Gary Zukav)

Evolusi ;
Otentik power (cinta) VS eksternal power (kuasa)
Jiwa (personality) VS roh (soul)
Memilih berevolusi secara sadar VS tak sadar

Jiwa = mengembangkan multi indera; intuisi; melalui pengalaman, dapat
Membedakan. Menilai danmengenali arus – arus yang melairkan kreativitas,
penyembuhan , dan cinta kasih

Roh = merupakan kekuatan positif, memiliki tujuan, menjadi inti keberadaan.
Bagian dari diri yang mengerti hakikat impersonal dinamika ebergi yang dialami
dalam berevolusi; mencintai tanpa batasan dan menerima tanpa penghakiman.

Ketika energi roh dikenali, disantuni, dihargai, dia mulai memasuki kehidupan.
Ketika jiwa mulai diisi oleh energi roh secara penuh, saat itulah pemberdayaan
otentik terjadi. Inilah tujuan dari proses evolusi yang melibatkan kita dan
merupakan alas an keberadaankita. Setiap pengalaman kita di bumi mendorong
penyelarasan antara jiwa dan roh kita.

Karma
Secara sukarela roh memilih menjalani pengalaman tertentu untuk mengalami penyembuhan. Jiwa adalah bagian – bagian roh yang membutuhkan penyembuhan.

Setiap tindakan, pikiran, dan perasaan digerakan oleh niat. Niat menjadi sebab dari suatu akibat.

Hukum sebab akibat dalam ranah objek dan fenomena fisik mencerminkan suatu dinamika yang tak terbatas pada realitas fisik. Itulah dinamika karma.

 “Dalam setiap tindakan, terdapat reaksi yang setara dan berlawanan”; hukum besar karma membantu meyimbangkan energi dalam sistem evolusi kita.
“ Anda akan memperoleh dari dunia apa yang telah Anda berikan kepada dunia.”
Hukum karma bukanlah dinamika moral, berfungsi sebagai pengajar tanggung jawab yang bersifat impersonal dan universal.

Penyeimbangan energi tidak selalu terjadi dalam sekali rentang kehidupan. Seringkali jiwa mengalami akibat yang diciptakan oleh jiwa lain dari roh yang sama.

Ketidakseimbangan energi dalam roh merupakan bagian – bagian roh yang belum lengkap yang membentuk jiwa. Jiwa – jiwa yang saling berinteraksi adalah roh – roh yang sedang mencari penyembuhan. Oleh karena kita tidak tahu apa yang sedang disembuhkan melalui setiap interaksi – hutang karma apa yang sedang diselesaikan – kita tidak dapat menghakimi yang kita lihat.

Hal ini tidak berarti bahwa kita tak dapat mengenali kenegatifan ketika kita melihatnya, melainkan kita tak dapat menghakiminya. Taklaka kita menghakimi, kita sebenarnya sedang menciptakan karma negatif.

Seseorang yang terlibat dalam kekerasan sebenarnya sedang menderita sakit, karena roh yang sehat dan seimbang tak mampu menyakiti orang lain.


Penghargaan (takzim)
Penghargaan/ menghormati berarti menjalin hubungan dengan kehidupan dalam bentuk dan kedalaman hubungan yang lebih dari sekedar kulit, melainkan mencapai intinya. Menjalin hubungan dengan esensi segala sesuatu, manusia, planet, binatang; menjalin hubungan dengan bagian dalam dari keberadaan.

Proses merupakan sesuatu yang dihormati. Kita melihat proses yang sedang dilewati dalam kerangka evolusi dan pematangan roh.

Hati
Perasaan merupakan arus energi yang melewati kita. Menyadari arus ini merupakan langkah pertama dalam mempelajari bagaimana dan mengapa pengalaman kita terjadi.

Perasaan mencerminkan niat, karena itu kesadaran perasaan mencerminkan kesadaran niat.Setiap ketidaksadaran antara niat yang disadari dan perasaan yang menertainya secara langsung menunjukan aspek jiwa yang terkoyak dan memerlukan penyembuhan. Tanpa perasaan, kita tak mampu mengalami penhormatan (takzim).

Kejahatan adalah ketiadaan ”cahaya”(kemurnian, wawasan, inspirasi Ilahiah), ketiadaan cinta. Memahami kejahatan sebagai ketiadaan cahaya secara otomatis mengharuskan kita mencari cahaya. Penyembuhan bagi ketiadaan adalah ”kehadiran”.

PENCIPTAAN
Intuisi
Persepsi pokok manusia multisensory adalah bahwa dia tidak sendirian; tidak semata mengandalkan persepsi dan intepretasinya sendiri, karena dia dalam komunikasi sadar dengan intelegensia tingkat lanjut lainnya.

Jiwa manusia multisensory dapat memahami lebih cepat makna berbagai pengalaman, cara terjadinya pengalaman – pengalaman itu, hal – hal di balik pengalaman dan peran yang dimainkannya dalam menciptakan pengalaman – pengalaman tersebut. Mereka memiliki kemampuan belajar tentang situasi lebih cepat, sehingga dapat pula lebih cepat memilih secara lebih bijaksana dan dengan lebih banyak rasa belas kasih.

Intelegensia tingkat lanjut mermbantu roh dalam perjalanan evolusinya melalui; wawasan, intuisi, firasat, dan inspirasi berupa pesan – pesan kepada roh.

Langkah pertama adalah : menyadari apa yang kita rasakan. Anda akan dituntun menuju sumber-Nya.

Teknik mendisiplinkan intuisi;
1. Permbersihan perasaan sepanjang waktu; akan menjernihkan kualitas frekuensi kita. Negativitas emosi tidak akan tinggal di dalam diri, akan semakin ringan, dan membuka jalur intuisif serta akan menumbuhkan perasaan cinta yang jernih.
2. Pembersihan nutrisi keracunan secara fisik yang dapat mengganggu intuisi.
3. Menghargai bimbingan yang kita terima (bersedia mendengarkan apa yang dikatakan intuisi dan bertindak sesuai dengan kata intuisi itu).
4. Membiarkan pola orientasi keterbukaan kita pada kehidupan kita dan alam semesta., mendekatai pertanyaan di dalam hidup dengan keyakinan dan kepercayaan bahwa terdapat alasan bagi semua yang terjadi (yang pada intinya selalau baik dan pengasih).

Intuisi adalah sistem indera yang bekrja tanpa data dari pancaindera. Intuisi berfungsi untuk kreativitas, inspirasi, sebagai jaringan yang digunakan oleh berbagai sumber; merupakan walkie talkie jiwa dan roh (komunikasi melalui diri yang lebih tinggi; merupakan aspek dari roh yang berada di dalam diri kita, tetapi bukanlah roh kita secara penuh). Ilustrasi; cangkir (jiwa), galon (bagian roh), tangki air (roh).

Melalui intuisi manusia dapat memahami dan mengalamai kebenaran secara sadar. Kebenaran adalah sesuatu yang tidak mencemari kita, tetapi menguatkan kita. Diri lebih tinggi yang berhubungan dengan guru nonfisik menghasilkan suatu tingkatan kebenaran yang tidak hanya benar bagi kita, tetapi juga benar bagi siapa saja yang berhubungan dengannya.

Perbedaan kebenaran personal (milik anda) dan kebenaran impersonal (milik semua orang). Kadangkala kebenaran yang datang melalui proses intuitif dapat tercemari oleh ”ketakutan” kita.

Jiwa tidak pernah terpisah dari rohnya; roh dan jiwa – jiwanya secara terus menerus dibantu dan dibimbing oleh kearifan impersonal.

Cahaya
Kita merupakan suatu sistem cahaya sebagaimana semua kehidupan lainnya. Frekuensi cahaya kita tergantung pada kesadaran kita. Pada saat kita mengubah tingkatan kesadaran, sebenarnya mengubah frekuensi cahaya kita (mis. memaafkan, kasih sayang, dll.)

Perasaan merupakan arus energi dengan berbagai frekuensi. Perasaan negatif; benci, iri, rendah diri, takur , dll, merupakan energi rendah daripada perasaan yang kita anggap positif, seperti; kasih sayang, kegembiraan, cinta, belas kasih.

Pikiran yang berbeda menciptakan perasaan yang berbeda pula. Sistem energi rendah menarik energi dari ssistem frekuensi tinggi.  Sistem frekuensi yang cukup tinggi akan nayaman, tenang, memulihkan, karena kualitas cahaya ”bersinar”.

Dengan memilih pikiran dan arus perasaan yang akan kita lepaskan dan perkuat, kita sebenarnya menetapkan kualitas cahaya kita.

Masing- masing roh manusia mempunyai pembimbing dan guru. Guru nonfisik membawa kita lebih dekat pada pada roh kita, marik perhatian kita pada jalur vertikal (jalur kesadaran dan pilihan sadar; untuk mengolah kesadaran dirinya yang lebih tinggi – melanjutkan pertumbuhan spiritual).

Jalur vertikal dimulai dengan keputusan melakukan sesuatu secara sadar.

Pembimbing dan guru membantu roh dalam setiap tahapan evolusinya. Jumlah pembimbing dan guru yang dimiliki oleh suatu roh tergantung pada yang ingin dicapai adn tingkat kesadarannya. Roh yang ingin mencapai proyek yang lebih besar memperleh dampingan lebih banyak.

Roh kita mengetahui pembimbing dan gurunya. Keputusan yang kita ambil merupakan keputusan kita, guru non fisik tak dapat dan akan menggantikan kita menjalani hidup kita. Guru nonfisik akan membantu kit amelalui pembelajarn pengalaman hidup. Jawaban – jawaban yang disediakan tergantung pada pertanyaan- pertanyaan yang kita ajukan – degan cara mempertanyakan motivasi kita sendiri, dengan cara meditasi, berda, membiarkan diri terbuka, atau bertanya langsung.

Guru kita dapat menyediakan pengetahuan yang memungkinkan kita memilih secara bertanggung jawab dan (mudah - mudahan) memilih secara bijak.
Setiap keputusan yang kita ambil, merupakan jawaban atas pertanyaan.
” Bagaimana cara kita belajar tentang cinta ? Bagaimana kita belajar tentang pemberdayaan otentik ?; melalui keraguan, ketakutan atau kearifan ?”

Inilah awal mula kehendak bebas: bagaimana kita hendak belajar ? Setiap kesempatan dalam memilih setiap keadaan intinya adalah,”Apakah kita akan memilih jalan keraguan/ ketakuan, ataukan kita akan memilih pohon kearifan ?”

Niat
Setiap pengalaman dan setiap perubahan di dalam pengalaman kita mencerminkan suatu niat. Niat bukan hanya keinginan, niat adalah penggunaan kehendak kita. ]

Jika kita mempunyai niat – niat yang saling bertentangan, kita akan terkoyak karena kedua dinamika itu akan bergerak saling berlawanan. Jika kita tidak menyadari niat kita, maka niat yang paling kuatlah yang akan menang.

Jiwa yang terkoyak berjuang sendirian; nilai, persepsi, perilaku tidak terintegrasi. Jiwa yang terkoyak membutuhkan penyembuhan. Ketika jiwa menjadi sadar dan terintegrasi, ia menyembuhkan bagian – bagian rohnya yangtelah berinkarnasi untuk sembuh. Cahaya yang mengalir melalui jiwa yang utuh terousat pada satu sinar jernih tunggal. Niat – niatnya kuat dan efektif (menjadi sinar laser; koheren; setiap gelombangnya saling menguatkan).

Niat mempunyai pengaruh yang lebih kuat daripada hubungan, menggerakan proses – proses yang mempengaruhi setiap aspek kehidupan kita.

Kita menciptakan realitas dengan niat kita. Realitas adalah penciptaan yang berlapis – lapis. Tak ada dua orang yang memiliki realitas yang sama.
Lapisan pertama adalah ; realitas jiwa kita (kehidupan personal)
Lapisan kedua adalah ; keluarga kita
Lapisan ketiga adalah ; sekolah atau tempat bekerja
Lapisan berikutnya meliputi orang- orang yang berhubungan dengan kita selama kehidupan.

Kita merupakan hasil karma roh kita. Sifat, berbagai kecakapan, dan berbagai sikap yang lahir bersama kita mendukung pembelajarn roh kita. Ketika roh kita mengetahui berbagai pelajaran yang harus dia pelajari untuk menyeimbangkan energinya, sifat – sifat itu menjadi tidak perlu lagi – digantikan oleh yang lain.

Spektrum manusia dapat dibagi menjadi dua unsur; cinta dan takut.

Manakala kita lebih memilih menanggapi kesulitan – kesulitan hidup dengan belas kasih dan cinta daripada ketakutan dan keraguan, kita sebenarnya menciptakan ”surga di dunia” – membawa aspek – aspek tingkatan realitas yang lebih seimbang dan selaras ke dalam kehidupan fisik.

Memasukan kesadaran ke dalam proses silus penciptaan pada titik niat, dan pada titik reaksi, memungkinkan terjadinya pilihan. Ke mana perhatian kita tertuju, kesitulah kita berjalan. Kita adalah apa yang kita inginkan. Kita memilih bagaimana kita akan menciptakan realitas kita. Tantangan bagi setiap manusia adalah penciptaan. Apakah kita akan mencipta dengan penghormatan (takzim) ataukah dengan kelalaian ?

TANGGUNG JAWAB
Pilihan
Pusat proses evolusi adalah pilihan. Setiap pilihan yang kita buat merupakan pilihan niat. Kita tak dapat memilih niat kita secara sadar sampai menyadari berbagai aspek diri kita. Jika kita tak menyadari masing – masing bagian diri kita, maka kita akan mempunyai pengalman keinginan untuk mengatakan atau bertujuan tertentu, dan menemukan diri anda mengatakan atau bertujuan yang lain.

Apakah pilihan yang bertanggung jawab ?
Pada waktu kita mengikuti perasaan, menjadi menyadari berbabagi bagian dari diri kita, dan berbagai hal yang diinginkan oleh bagian – bagian tersebut. Kita tak dapat memiliki semuanya secara sekaligus karena banyak diantaranya saling bertentangan. Kita harus memilih pengalaman mana yang akan kit aciptakan pada saat kita membentuk cahaya nonfisik.

Ketika kita menyadari berbagai bagian dari jiwa kita, kita jadi mampu mengalami secara sadar kekuatan – kekuatan di dalam diri Anda yangsaling bersaing untuk mengungkapkan diri. Ketika kita memasuki dinamika ini secara sadar, kita menciptakan kemampuan bagi diri kita untuk memilih secara sadar di antara kekuatan – kekuatan di dalam diri kita, untuk memilih di mana dan bagaimana kita akan memusatkan energi kita.

Suatu pilihan yang  bertanggung jawab merupakan pilihan yang memperhitungkan berbagai konsekuensi dari masing – masing pilihan. Apa yangakan dihasilkan ? Apakah saya benar – benar ingin menciptakannya ? Apakah saya siap menerima konsekuensi dari pilihan ini ?
Proyeksikan diri kita ke dalam kemungkinkan masa depan. Lihatlah bagaimana perasaan kita. Tanyakan kepada diri sendiri ” Inikah yang benar – benar saya inginkan ?” Lalu putuskan. Kita akan menciptakan karma yang kita inginkan.

Kita secara terus menerus menerima bimbingan dan dampingan dari pembimbing dan guru, serta alam semesta. Ketika kita memilih secara sadar untuk bergerak menuju energi roh kita, maka sebenarnya kita mengundang bimbingan itu (mengundag kekuatan nonfisik. Inilah yang disebut; karunia, terbukanya jalan antara kita dan bimbingan nonfisik.

Apakah godaan ? Godaan adalah belas kasih alam semesta membiarkan kita melewati hal – hal yang menjadi dinamika karma negatif jika kita membiarkannya mengejawantah secar afisik. Godaan adalah latihan bagi karma negatif. Godaan bukanlah jebakan. Setiap godaan merupakan peluang yang memungkinkan roh mampu belajar tanpa menciptakan karma, untuk berevolusi secara langsung melalui pilihan sadar.
(Lucifer berarti pembawa cahaya. Adalah dinamika yang dengan baik hati menawarkan pelauang kepada masing – masing roh untuk menantang bagian dari dirinya yang menolak cahaya.)

Perjalanan menuju keutuhan menuntut kita untuk mengkaji secara jujur, terbuka, dan berani berbagai dinamika yang berada di balik yang kit arasakan, yang kita hayati serta yang kita hargai, dan di balik cara kita betindak. Merupakan perjalanan melalui pertahanan – pertahanan dan di luar pertahanan – pertahanan kita, sehingga kita secara sadar mengalami hakikat jiwa kita, menghadapi hal – hal yang sudah dihasilkan oleh jiwa kita dalam kehidupan, dan memilih untuk mengubahnya.

Kecanduan
Kita tak dapat memulai upaya pembebasan diri ari suatu kecanduan tanpa mengakui bahwa kita menderita kecanduan; suatu bagian diri yang tidak terkendali.

Jiwa merasionalisasi kecanduan. Pada saat kita merasakan tingkatan – tingkatan ketertarikan yang menyebabkan kecanduan, tanyakan kepada diri sendiri pertanyaan – pertanyaan penting dari roh ” Apakah dengan mengikuti berbabagi dorongan keinginan itu kita meningkatkan kualitas pencerahan kita ?” Apakah ketertarikan itu membawa kita pada jenis kekuatan murni ? Apakah ketertarikan itu akan membuat kit alebih penyayang ? lebih utuh ?

Jalan keluar dari kecanduan; Berjalanlah melewati realitas etapak demi setapak. Buatlah diri kita menyadari berbagaikonsekuensi dari keputusan – keputusan kita, lalu buatlah pilihan yang tepat. Ingatkan diri kita berulang – ulang; kita berdiri di antara dua dunia, yaitu dunia diri kita yang lebih rendah dan dunia diri kita yang utuh.

Hubungan
Ketika roh memilih jalur vertikal, ia memilih berevolusi secara sadar melalui pilihan – pilihan yang bertanggung jawab, mampu membebaskan dirinya dari berbagai anasir negatifnya sendiri. Dia mampu mencapai kekuatan otentik.
Dia berurusan dengan negatifitasnya sendiri, niat tak sadar dari bagian jiwa yang terkoyak. Pada saat jiwa menjadi sadar, ketika dia berevolusi menjadi jiwa multisensory dan menjadi terintegrasi, maka frekuensi kesadarannya meningkat. Dia menjadi utuh. Dia menjadi mampu melihat dirinya sendiri dan jiwa – jiwa lain di sekitarnya dengan penuh belas kasih dan kejernihan dengan karifan rohnya.

Ketika roh sadar untuk berpartisipasi secara sadar pada tingkat – tingkat yang lebih inklusif, dia menjadi mampu berpartisipasi secara langsung di dalam pembebasan keluarga, kelompok, komunitas atau bangsanya dari berbagai kenegatifan yang ada. Roh tersebut mengambil resiko terkontaminasi oleh negatifitas tersebut, mengambil resiko tercemari oleh rasa takut, marah, egoisme pada tingkat interaksinya. Roh besar adalah seseorang yang berurusan dengan tugas perubahan.

Setiap roh yang secara sadar setuju untuk membawa cinta, belas kasih dan kearifan yang telah diperolehnya ke tingkat interaksi manusia sebenarnya sedang berusaha melalui energinya sendiri untuk menantang pola ketakutan kolektif. Frekuensi kesadaran kita akan menyentuh semakin banyak orang di sekitar kita. Pada saat godaan menjadi semakin besar, semakin besar pulalah kemampuan kita untuk membuat pilihan – pilihan yang bertanggung jawab. Pada sat itu kita akan bersinar semakin terang dan semakin terang pulalah dunia kita.

Roh
Hanya manusia yang memiliki roh individual, binatang hanya memiliki roh kelompok. Guru nonfisik kita berasal dari level cahaya, sehinga tidak tepat memandang mereka dari perspektif dinamika personal – mereka adalah sebagai kesadaran impersonal dari alam yang tak dapat dipahami dalam konteks pengertian manusia.

Malaikat adalah roh yang utuh. Dualitas hanya ada pada level – level tertentu. Dualitas merupakan suatu dinamika pembelajaran. Kita berada dalam level dualitas, guru nonfisik kita tidak. Dualitas ádalah sesuatu yang dipahami dalam konteks ruang dan waktu. Ketika kita berevolusi di luat konteks ruang dan waktu, kita meninggalkan tubu fisik dan kembali pulang ke dataran realitas nonfisik, kita tidak akan berada dalam dualisme; yang ada hádala kesempurnaan segala sesuatu.

Ke manakah perginya roh Manusia yang lebih tinggi ¿ Terdapat banyak kehidupan yang merupakan peningkatan dari bentuk kehidupan ini.

Malaikat memiliki kehendak, keadaannya tak memungkinkan bagi kehendak tersebut untuk berbelk ke jalan yang salah/ negatif. Malaikat dapat dianggap telah berevolusi di luar kebutuhan pengujian dan oleh karenanya tidak ada karma.Hukum karma hádala untuk hukum materi fisik dan roh, bukan untuk roh.
Banyak alam nonfisik yang bukan alam malaikat. Terdapat berlapis – lapis intelegensia.

Dalam berbagai kasus, roh melekat pada jiwa karena jiwa itu sangat berhasil atau sangat kuat selama masa hidupnya, sehingga proses roh melenas aspek – aspek jiwa tidak terjadi – tak mengikuti evolusi. Pembakaran dan hambatan terjadi dalam sistem energi. Hambatan yang terjadi dalam proses evolusi menghasilkan fenomena yang kita sebut sebagai roh jahat, hantu, dll. Roh – roh tersebut memilih untuk tetap tingla di lingkungan bumi.

Roh tak berawal dan tak berakhir, namun ada sejumlah roh yang lebih tua daripada roh – roh lainnya. Semua roh berasal dari yang Ilahi. Tubuh merupakan instrumen roh.

KEKUATAN
Psikologi
Psikologi berarti pengetahuan tentang roh. Psikologi sebenarnya berarti studi tentang roh, tetapi tidak pernah sampaike roh. Psikologi adalah studi tentang kognisi, persepsi, dan afeksi; tidak lebih dari studi tentang jiwa (sehinga tak mampu mengenali roh)

Perlu kiranya kita memahami temparamen roh, mempelajari hal – hal yang dapat dan tidak dapat ditolerir oleh roh, hal – hal yang dapat meberikan kontribusi pada kesehatan roh dan yang merusak kesehatannya.Ketika kita benar – benar memahami bahwa pengalaman hidup kita diperlukan untuk menyimbangkan energi roh kita, kita bebas untuk tidak bereaksi terhadap pengalaman – pengalaman itu, untuk tidak menciptakan karma negatif.

Jika kita tidak mencintai diri kita sendiri maka kita takkan dapat mencintai orang lain, dan kita tak dapat menahan diri melihat orang lain dicintai.

Apakah roh yang sehat itu ? einkarnasi dan peran karma dalam perkembangan roh menjadi bagian sentral dari psikologi spiritual. Kita memerlukan suatu pemahaman tentang masing – masing jiwa, tentang masing – masing masa hidup dan tentang roh. Tanpa itu, kita tidak bisa memahami rentang cakupan yang sedang disembuhkan melalui pengalman – pengalman kita. Kekuatan penyembuhan pada inti psikologi adalah kekuatan kesadaran.

Eksplorasi dan pemahaman tentang intuisi juga merupakan bagian inti dari psikologi spiritual. Spiritaulitas menjadi inti psikologi spiritual. Psikologi spiritual menelusuri dan memhami hubungan – hubungan fungsional antara; karma, reinkarnasi, intuisi dan spiritualitas.

Spiritualitas merupakan jalam, melalui diri kita yang lebih tinggi, yang memungkinkan kita meminta dan menerima bantuan dari roh – roh lain dan dari guru serta pembimbing kita. Spiritualitas kita berhubungan dengan sesuatu yang abadi di dalam diri kita.

Psikologi spiritual menjelaskan situasi – situasi yang mengoyak roh, misalnya kebrutalan, kepedihan, irasionalitas, kebohongan, ketidak sediaanmemaafkan, kecemburuan, kebencian; semuanya merupakan kekotoran atau racun bagi roh.
Pada sat jiwa terlibat dengan perilaku – perilaku ini, ia seakan terus menerus memberi makan dirinya sendiri dengan racun berbahaya yang mengacaukan, mengotori dan menghancurkan kekuatan roh. Kesadaran akan memasuki jiwa yang tak sadar melalui “krisis”.

Psikologi spiritual akan mendukung pilihan untuk memilih melalui kearifan, melepas pola – pola negativitas, keraguan , ketakutan yang tidak tepat bagi jati diri kita.

Ilusi
Setiap interaksi masing – masing individu merupakan bagian dari dinamika pembelajaan secara terus menerus. Ketika kita berinteraksi terdapat isyarat yang menjadi bagian dari dinamika ini yang memungkinkan masing – masing roh menghayati hal – hal yang dibutuhkan dalam rangka penyembuhan.

Ilusi merupakan sarana pembelajaran. Ilusi adalah bagian jiwa. Jiwa yang hidup dalam cinta dan cahaya, yang melihat dengan menggunakan mata roh, dapat melihat ilusi itu dan secara sekaligus tidak tenggelam di dalammnya.

Ilusi maing – masing roh diciptakan oleh niatnya. Memahami munculnya ilusi, cara kerja ilusi, dinamika yang terjadi di baliknya dan peran yang dimainkannya dalam evolusi roh merupakan inti psikologi spiritual.

Ilusi mengendalikankekuatan atas diri kita ketika kita merasa takut, benci, sedih, jengkel. Ilusi tak dapat mengendalikan kita pada waktu kita mencintai, berbelas kasih, membuka hati bagi orang lain, ketika kreativitas mengalir dengan gembira dan tanpa halangan memasuki masa kini. Ilusi takberdaya menghadapi jiwa yang selaras dengan rohnya.

Sistem perasaan manusia dapat diurai menjadi dua; takut dan cinta. Cinta adalah bagian dari roh, takut adalah bagian dari jiwa.

Keputusan tak sadar mengakibatkan perilaku negatif dan mengakibatkan karma negatif. Perilaku neagtif menghasilkan perasaan negatif dalam diri sesorang dan orang lain. Karma negatif berarti bahwa jiwa yang memilih perilaku negatif akan mengalami perilaku negatif yang sama dari jiwa lain, dan akan diberi peluang memutuskan apakah akan melepas atau meneruskan modus itu. Hal ini disebut ilusi karena dalam realitas nonfisik tidak ada ruang, waktu, kemarahan, ecemburuan. Pada saat kita berpulang, dia juga berakhir.

Kita perlu belajar untuk membedakan kebutuhan sejati kita, apa yang sungguh – sungguh kita butuhkan sebagai manusia dan sebagai roh. Sekalo kita memperoleh pemahaman yang jelas tentang hal itu, kita akan mulai dapat memisahkan diri kita dari diri palsu. Kebutuhan plasu aka mengakibatkan karma negatif.

Kebutuhan otentik adalah kebutuhan roh; mencintai dan dicintai, mengungkapkan kreativitas, mengolah semangat, bekerja secara sadar menyelaraskan jiwa dan roh, dibimbing dengan kebijaksanaan oleh guru nonfisik.

Dengan belajar menganggapi kebutuhan otentik, kita membiarkan kebutuhan palsu menyingkir menjadi mekanisme pertahanan yang tak diperlukan, kita mejadi terbuka, penuh pengertian dan pengasih pada yang lain.

Kekuatan
Kekuatan sejati adalah energi yang dibentuk oleh kehendak roh. Kekuatan adalah cahaya yang dibentuk kehendak cinta dan perhatian yang dibimbing oleh kearifan. Kekuatan merupakan energi yang dipusatkan dan diarahkan menuju terpenuhinya tugas – tugas roh di bumi dan bagi perkembangan jiwa sebagai perlengkapan fisik roh yang sesuai dengan tugas – tugas itu.

Terdapat suatu pertukaran energi yangterus menerus antar roh. Pertukaran itu menjadi rusak ketika jiwa terkoyak. Energi dan kekuatan meninggalkan jiwa yang terkoyak melalui masing – masing bagiannya.Ketika energi meninggalkan kita dalam keadaan ketakutan dan kecurigaan, akan membawa pada kecemasan,
ketidakyamanan dan kepedihan.

Manusia yang berdaya kekuatan otentik merupakan manusia yang tidak melepaskan energinya kecuali dalam bentuk cinta dan kepercayaan.

Seorang yang berdaya kekuatan otentik bersifat rendah hati (kebesaran hati; memiliki,menghormati pada kehidupan dalam segala bentuknya; tidak pernah meminta lebih dari yang dibutuhkan, merasa puas dengan terpenuhi kebutuhan otentiknya, tidak terbebani oleh kebutuhan palsu; bebas mencintai dan menjadi yang diinginkan, tidak mempunyai standar palsu, tidak tertarik simbol – simbol kekuatan eksternal; fokus pada usahanya untuk menghasilkan yang terbaik).
   
Seorang yang berdaya kekuatan otentik adalah seorang pemberi maaf. Pemberian maaf adalah dinamika energi (bukan persoalan moral). Memaafkan berarti bahwa kita tidak membebani orang lain untuk bertanggung jawab atas pengalaman kita. Mengeluh adalah dinamika menyuruh orang lain bertangung jawab atas yang kita alami, dan membereskan berbagai hal untuk kita. Mengeluh merupakan suatu bentuk manipulasi, kita bebas bergerak lebih dari itu menuju langkah berikut, yaitu berbagi tanpa manipulasi.

Seorang yang berdaya kekuatan otentik memliki kejenihan di dalam persepsi dan pemikiran. Kejernihan merupakan persepsi kearifan, berarti memandang dengan kearifan, mampu menangkap dan memahami ilusi. Kejernihan merupakan persepsi setiap saat bahwa segala sesuatu dirancang untuk keutuhan dan kesempurnaan, dan bahwa setiap aspek pada akhirnya berfungsi untuk suatu pembelajaran yang indah. Kemanapun jiwa itu  memandang, dia melihat tangan Tuhan.

Seorang yang berdaya kekuatan otentik hidup dalam cinta. Cinta adalah energi roh. Cinta adalah penyembuhan jiwa. Tak ada yang tak dapat disembuhkan oleh cinta. Tak ada apapun kecuali cinta.

Kepercayaan
Setiap roh hadir di bumi dengan membawa berbagai anugerah. Roh berinkarnasi bukan hanya untuk menyembuhkan dan menyimbangkan energinya, membayar hutang karmanya, melainkan juga menyumbangkan keistimewaannya dengan cara – cara khusus.

Sebelum berinkarnasi, setiap roh bersepakat untuk melaksanakan tugas – tugas tertentu di bumi; roh memasuki kesepakatn suci untuk menunaikan tujuan – tujuan tertentu. Roh memasuki komitmen ini dalam keutuhan keberadaannya. Itulah sebabnya ketika suat roh berhasil dalam menunaikan tugasnya, dalam memenuhi kesepakatan, terdapat kekayaan dan keistimewaan bagi rentang waktu kehidupan jiwa tersebut yang dikenali dan dihormati oleh sesam roh, baik secara fisik maupun nonfisik. Apapun kontrak roh kita, semua pengalaman hidup kita berfungsi untuk membangunkan memori tentang kontrak itu di dalam diri kita, dan mempersiapkan kita untuk menunaikannya.

Jiwa yang belum berdaya tak dapat menunaikan tugas roh. Jiwa yang tidak berdaya menderita semacam kekosonan bathin yang tak sdapat disembuhkan dengan cara memuaskan keinginan – keinginan jiwa. Memuaskan kebutuhan yang didasari ketakutan tidak membawa pada tujuan. Lambat laun ia merindukan energi rohnya. Jiwa hanya dapat memuaskan kerinduannya jika ia mulai menapaki jalur yang dipilih oleh roh. Bagaimana mengingat tugas roh kita ?
Jiwa yang terlibat dalam pekerjaan roh akan ceria, tidak terbebani negativitas, tidak merasa takut. Mengalami keadaan penuh tujuan dan makna, merasakan kegembiraan dalam pekerjaannya dan dalam kehadiran bersama orang lain. Dia puas sekaligus memuaskan.

Ada banyak jalur optimal. Dalam setiap pilihan, kita langsung menciptakan banyak jalur, salah satunya adalah jalur optimal. Jalur optimal roh kita adalah jalur kesadaran,jalur vertikal.Bimbingan nonfisik merupakan kemitraan yang menantang kita untuk menjumpai keluasan dan kedalaman kekuatan otentik dan pilihan yang bertanggung jawab. Ia akan membuat kita mengetahui kekuatan penuh kita dan membimbing kita untuk memanfaatkannya.

Lepaskanlah apa yang dianggap sebagai imbalan yang adil. Percayalah. Menciptalah. Jadilah diri sendiri. Sisanya serahkan kepada guru nonfisik dan alam. Mempercayai berarti bahwa keadaan yang melingkupi kita sedang bekerja menuju tujuan yang terbaik dan paling tepat bagi kita. Lepaskan. Jagalah kekuatan agar tetap dalam kekinian dan masa kini. Berhati – hati dengan perkataan dan tindakan yanng dilakukan. Lakukanlah yang perlu dilakukan berdasarkan tujuan. Pilihan adalah untuk menentukan waktu yang tepat, motivasi yang jernih, dan kepercayaan dengan dibimbing intuisi. Biarkan diri menyadari yang dirasakan. Ijinkan diri memilih perilaku yang positif setiap saat. Jadilah tubuh di dalam roh, bukan roh di dalam tubuh.

summary; the Seat of the Soul, Gary Zukav. ks.2011

Senin, 23 Januari 2012

Biodata lengkap

BIODATA

Nama lengkap : Kurnia Setiawan
Tempat/ tanggal Lahir: Jakarta, 3 Mei 1973
Alamat : Jl. Jeruk Nipis Kecil I/ 15 A, Jakarta 11510
Jenjang jabatan akademik : lektor 380 
Status kepegawaian : dosen tetap Universitas Tarumanagara
Status perkawinan : kawin
Agama : Katolik

Riwayat pendidikan/ Pelatihan:
2000 – 2003        Magister Humaniora (M.Hum), Program Studi Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Tesis : “Semiotika Fotojurnalistik”
1992 – 1997        Sarjana Seni (S.Sn), Fakultas Seni Rupa dan Desain, Program Studi Desain Komunikasi Visual, Universitas Trisakti, Jakarta
1989 – 1992        SMA St Theresia, Jakarta
1986 – 1989        SMP St Theresia, Jakarta
1980 – 1986        SD St Yoseph, Jakarta
1979 – 1980        TK St Yoseph, Jakarta

2010    Becoming Professional Hypnotherapist; Wisdom Therapy, Basic & Advanced; Master of Hypnothist. Certified Hypnotherapist, member of National Guild Hypnothists (NGH), 6 Feb, 2010
2009    Meditasi Vipassana (Goenka), Gunung Geulis, 22 Desember 2009 - 2 Januari 2010
2009    Training of Trainer Entrepreneurship,  kerjasama Untar dan Universitas Ciputra, 16 – 20 Maret
2008    Training of Trainers Entrepreneurship, kerjasama Ciputra Fondation, Bank Mandiri dan Untar, 18 – 22 Feb 2008. Memperoleh penghargaan untuk proposal terbaik
2006    Lokakarya; Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) di Perguruan Tinggi,10 -  12 Juli 2006, UPT PSB Untar
2005    Pelatihan Living Value, UPT PSB Untar
2004    Workshop Internal Audit ISO Perguruan Tinggi, Lab Studi Manajemen, UI, Depok, 28 -  29 Mei
2002    Pelatihan Dinamika Organisasi “Revitalisasi Organisasi”, SBHL Consulting (organization and management consultan), Bandung, 2 – 3 Mei 2002
2000    Pelatihan Pelatih - Latihan Ketrampilan Manajemen Mahasiswa – Tingkat Dasar (PP-LKMM-TD), Kopertis Wilayah III, 21 – 23 November 2000

Riwayat pekerjaan    :
2011– 2012          Project Coordinator program “Pancasila Harga Mati”, Kerjasama Perhimpunan Grafisosial dengan Yayasan TIFA
2010– 2012          Wakil Ketua Tim Project Management InformationTechnology Universitas Tarumanagara
2009 – 2010         Ketua tim adhoc Tim Information Technology Universitas Tarumanagara
2006 – 2010         Pembantu Dekan I, bidang akademik dan kemahasiswaan. Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Tarumanagara
2002 – 2006         Pembantu Dekan II, bidang keuangan dan pengembangan fakultas. Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Tarumanagara
1998 – sekarang    Dosen tetap  Fakultas Seni Rupa dan Desain  Universitas Tarumanagara
1998 – 2000          Dosen tidak tetap Fakultas Seni Rupa dan desain Universitas Trisakti
1998 – sekarang    Freelance Trainer  (people development; self awareness,leadership, teambuilding, communication, hynotisis & hypnotherapy)

1995 – sekarang    Freelance Photographer (social documentation & commercial photography)
2010 – sekarang    Hypnotherapist

Karya ilmiah     (5 tahun terakhir)
2011        Poster session “Self Identity as Chines Indonesian and Positive Life Attitude”; The Second International Conference of Indigenous and Cultural Psychology, Denpasar, Bali-Indonesian (December, 21 – 23, 2011). Penulis : Kurnia Setiawan dan Ninawati Lihardja.

Penelitian “Death Anxiety, Etnis Tionghoa”. Pusat Kajian Budaya Tionghoa (PKBT), Lembaga Penelitian dan Publikasi Ilmiah (LPPI) Universitas Tarumanagara. Tim Peneliti, Ketua : Meiske Suparman, Anggota : Ninawati Lihardja, Kurnia Setiawan.

2010         Penelitian “ Identitas dan Makna Hidup Orang Muda Tionghoa di Jabodetabek”. Pusat Kajian Budaya Tionghoa (PKBT), Lembaga Penelitian dan Publikasi Ilmiah (LPPI) Universitas Tarumanagara. Tim Peneliti: Ketua; Kurnia Setiawan, Anggota; Ninawati Lihardja, Meiske Suparman, pendukung (mahasiswa); William Budiana, Suwito

2009         Penelitian “Siklus Hidup Etnis Tionghoa di Jabodeabek”. Pusat Kajian Budaya Tionghoa (PKBT), Universitas Tarumanagara. Tim Peneliti: Ketua; Ninawati Lihardja, Anggota; Kurnia Setiawan, Meiske Suparman. Dipamerkan dalam Research Week Universitas Tarumanagara.

Penelitian “Taknosomi Afektif untuk Pembelajaran  Kritik Foto, Program Studi Desain Komunikasi Visual,  Universitas Tarumanagara.  Tim Peneliti: Iwan Zahar dan  Kurnia Setiawan. Dipamerkan dalam International  Symposium Open Distance and E-Learning (ISODEL)  2009, Yogyakarta

2009          Semiotika Foto Kampanye Pemilu, Jurnal Visual,  Jul - Des Vol. 12 No.1

2006          RUU APP, Keberagaman Budaya dan Kebebasan Berekspresi, Jurnal Visual, Jul - Des Vol. 09 No.1

Karya seni rupa dan desain   (5 tahun terakhir)
Sosial 
2011          Pemeran Boneka Mei “Perayaan Keberagaman”, memperingati Tragedi Mei 98 bersama Komnas Perempuan, Solidaritas Nusa Bangsa, Perhimpunan INTI, dll.di Galeri Gria Rupa Reka dan Komnas Perempuan, Mei 2011

Pameran “Decompression”, memperingati 10 tahun Ruang Rupa, undangan sebagai salah satu jaringan kerjasama antar lembaga, di Galeri Nasional, Desember 2010 – Januari 2011

2010         Pameran Kebangkitan HAM Nasional, dalam rangka memperingati tragedi Mei 98 bersama Grafisosial, Kontras, Elsam, BEM Untar, 17 – 20 Mei 2010

Pemotretan untuk poster pameran “Kampanye Anti Pelarangan Buku” bersama Grafisosial, Kontras, Ruang Rupa, Elsham, Institut Sejarah Sosial Indonesia, Dewan Kesenian Jakarta, di Galeri Cipta III, Taman Ismail Marzuki, 14 – 17 Maret 2010

Pemotretan untuk Pameran Poster “Grafika Politika”,  bersama Grafisosial. Penyelenggara; Forum Desain Grafis Indonesia (FDGI), Jakarta Convention Centre

Pameran “Grafis Melawan Lupa”,bersama Grafisosial, Kontras, Ruang Rupa, Elsam, Institut Sejarah Sosial
Indonesia, Dewan Kesenian Jakarta, di Galeri Cipta III, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, 3 – 7 Juli 2009

Jakarta Biennale XIII 2009, International Art Event, bersama Grafisosial, “Kampanye Cinta Stasiun Jakarta Kota”, pameran di Galeri Nasional, Jakarta, 7 – 27 Februari 2009

2008          Pameran Tunggal, Poster Foto “Ten Years Later”; Refleksi 10 Tahun Reformasi Indonesia, di Universitas Atmajaya, Tarumanagara, dan Cafe Darmint, Jakarta, 13 November – 5 Desember 2009

Pendokumentasian Pelatihan HAM di Lembata, Flores, Nusa Tenggara Timur, bersama LSM Economy Social &Cultural Right (Ecosoc), 13 – 24 Juni 2008

Foto dan Desain Poster  “Kampus Orang Muda Jakarta (KOMJAK)”. Paroki Mahasiswa Unit Barat Keuskupan Agung Jakarta (PMKAJ unit Barat)

2007        Pemotretan untuk poster kampanye memperingati hari AIDS internasional, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA), Desember 2007

2006        Pendokumentasian kunjungan donatur DGB Bilungswerk (German) ke Indonesia. Trade Union Right Centre (TURC)


Komersial (brochure/ calender/ company profile, etc. 2006 - 2011) :
Industri/ Lokasi ;
PT Menara Cipta, PT ESL, PT REX, Taman Sari Spa (Jakarta – Bali), Data Storage Service (DSS), PT Warna Kimiatama (Diva Paint, Luxor), Manhattan Hotel – Casablanca, Jakarta, Sunlake Hotel – Sunter, Jakarta, Executive Lounge – Soekarno Hatta Airpot, dll.

 Produk/ Model/ Makanan ;
 Bagus, Neorazor, SPC Oil, Dairy Food, Aki Koba, Nestle, CNI, Caterina, Kyoka Restaurant, dll.


Kegiatan Pelatihan/ Pengembangan SDM  (5 tahun terakhir)
Koordinator/ trainer/ fasilitator
2011            Pembekalan “Persatuan Guru Katolik dan Yayasan Pendidikan Xaverius Belitang; Berani meloncat menjadi manusia baru” Pondok Pemuda PGI, Cipayung, 28, 29, 30 Desember 2011. Pengenalan diri dan kerjasama tim.
Narasumber sessi : Leadership and Teambuilding “Menjadi Indonesia II” kerjasama Tempo Institute, Pehimpunan Inti dan Dewan Pertahanan Nasional, Jakarta 2011       
Koordinator Workshop Fotografi “Pancasila Harga Mati” kerjasama grafisosial, Galeri Foto Jurnalistik Antara, TIFA
Teambuilding Guru – Guru SD St Theresia, 30 November 2011.
Workshop Public; Basic Hipnosis dan Hipnoterapi, Bandung, 2011
Panitia dan Fasilitator LKMM XXXIV  dan XXXV Untar, di Cibogo dan Cisarua, Puncak, April dan November 2011
Narasumber sessi; teambuilding, acara family gathering perusahaan, Ciloto, Oktober 2011
Pelatihan Dasar Kepemimpinan ; Fakultas Seni Rupa dan Desain, Teknik (Mesin,Sipil,Arsitek), Ilmu Komunikasi, Ekonomi, Unit Kerohanian Katolik “Adhayatmaka”, 2011

2010            Relaksasi dan Visual Kreatif untuk mempersiapkan UAN, SMP Regina Pacis, Jakarta,
Training for Trainer (ToT) untuk Fasilitator Mahasiswa,Latihan Ketrampilan Manajemen Mahasiswa Universitas Tarumanagara
Pelatihan Dasar Kepemimpinan mahasiswa (Mesin, Fikom, Arsitek, Sipil, FSRD, dll.)
Narasumber seminar Hipnotis yang diselenggarakan oleh TEJO, Fikom Tarumanagara
Narasumber Pelatihan Jurnalistik ”Menjadi Indonesia”, Oktober, disenggarakan oleh Dewan Pertahanan Nasional (Wantanas), Tempo Institute, Perhimpunan INTI
Narasumber modul ”Multikultural; Budaya Pop Vs Budaya Pinggiran” Kampus Orang Muda Jakarta (Komjak), April, 2010, Pondok Labu
Relaksasi dan Visual Kreatif untuk mempersiapkan UAN, SMP SMPK 5, Jakarta
Building Leadership Program (BLP) oleh Yayasan Pembangunan  Berkelanjtan (YPB); LEAD Program, Nanggroe Aceh Darussalam
DISC (teambuilding & communication) Training Depkes,

2006 – 2009        Teambuilding Training PT Mentari Books Indonesia, PT Mitra Karsa Utama (MKU) Teambuilding Training,  Jakarta Post Gathering, Astra; Leadership Experiential Learning, High Achiever Program,  PT South Pasific Viscose (SPV) Outdoor Activity, Bogasari Gathering, Bogasari HRD Training, Sinar Mas Leadership & TeambuildingTraining, KMK Global Sports (NIKE) “Teambuilding Training”,   PT Global Fashion Indonesia (Eagle) Gathering, Pelatihan “La Vita e Bella “ (self awareness), SMA Regina Pacis Bogor, dll…


Keikutsertaan dalam pertemuan ilmiah  (5 tahun terakhir)
2011        Peserta The Second International Conference of Indegenous and Cultural Psychology, Denpasar – Bali (December 21- 23, 2011)

Narasumber/ presenter hasil penelitian “Gambaran Identitas dan Makna Hidup Etnis Tionghoa dalam Karya dan Prestasi”, Research Week Universitas Tarumanagara, November 2011

2010        Peserta Seminar Penyusunan IT Blue Print Perguruan Tinggi, di ITB, Bandung, Mei 2010

Peserta Pameran Poster Penelitian “Gambaran Identitas dan Makna Hidup Etnis Tionghoa dalam Karya dan Prestasi (research in progress), Research Week Universitas Tarumanagara, Oktober 2010
Peserta Temu Ilmiah pada Kongres HIMPSI XI di Solo, April 2010

2009        Peserta “Lokakarya Perumusan Silabi, GBPP-SAP Kurikulum Baru FSRD 2009/2010”, FSRD Untar, 14 – 16 Juli 2009

Peserta Workshop “Proposal Penelitian dan Hibah Bersaing”. FSRD Untar, 8 April 2009
Peserta Workshop Pengabdian Kepada Masyarakat  “Pelaksanaan P2M sebagai sikap profesionalisme Dosen”. LKMV Untar, 2 April 2009
Peserta “Lokakarya Perencanaan Pembelajaran”. (GBPP – SAP) Kerjasama FSRD dan UPT PSB Untar, 29 – 31 Januari 2009
   
2008        Peserta “Lokakarya Perancangan Pembelajaran”, (GBPP – SAP) Kerjasama FSRD dan UPT PSB Untar, 10 – 11 April 2008

2007        Peserta Pameran (FSRD) di INDOPRINT; Indonesian PrintingExhibition, Jakarta International Expo, 1 – 4 Agustus 2007
Peserta Forum Desiner Indonesia dan Pameran Apresiasi Desain, Deperindag RI – Pusat Desain Nasional, Jakarta, 24 Juli 2007
Peserta Lokakarya dan Diskusi Metodologi KBK dengan Studi Kasus Fakultas Kedokteran dan Fakultas Hukum Untar, 9 Juli 2007
Peserta Seminar Nasional “Paradigma Pendidikan Seni Rupa di Masa Mendatang” FSR IKJ, Galeri Nasional, Jakarta, 31 Mei 2007
Peserta Diskusi Panel “Kurikulum Membunuh Industri Periklanan”, Dewan Perguruan Periklanan, Senayan City, Jakarta, 1 Feb 2007
Peserta Seminar dan Lokakarya “Meningkatkan Kinerja Perguruan Tinggi”, Aptisi Wilayah III DKI Jakarta, 17 Januari 2007


Keanggotaan profesi/ organisasi :       
2011 – sekarang    Wakil Ketua Bidang Kaderisasi Dana Pengembangan Generasi Muda (DPGM) di Keuskupan Agung Jakarta (KAJ)
2011 – sekarang    Koord Bidang Pendidikan di Komunitas Pemerhati Pendidikan (KPP) SD St Theresia, Jakarta
2010 - sekarang    Wakil Ketua II Bidang Pendidikan dan Kebudayaan; Pengurus Pusat Perhimpunan Indonesia Tionghoa (Perhimpunan INTI)
2009 – 2011         Wakil Ketua Komunitas Pemerhati Pendidikan (KPP), SD Santa Theresia, Jakarta
2008 – 2011         Wakil Ketua bidang kaderisasi Dana Pembinaan Generasi Muda Jakarta (DPGM), Keuskupan Agung Jakarta (KAJ)
2006 – sekarang   Salah satu pendiri dan Ketua Perhimpunan Grafisosial, “Desain grafis untuk perubahan”
2005 – 2009         Pengurus Pusat; Ketua Departemen Pemuda Perhimpunan Indonesia Tionghoa (Perhimpunan INTI)
1999 - 2000          Koord Divisi Pendidikan dan Pelatihan "Front Aksi Mahasiswa untuk Reformasi dan Demokasi" (Famred), aliansi gerakan mahasiswa lebih dari 30 kampus se-Jakarta
1998 - 1999          Divisi Agitasi dan Propaganda "Forum Kota" (Forkot), aliansi gerakan mahasiswa lebih dari 30 kampus se-Jakarta.

Kegiatan/ Penghargaan (sertifikat) yang pernah diterima : (5 tahun terakhir)
2011            Peserta Poster session “Self Identity as Chines Indonesian and Positive Life Attitude”; The Second International Conference of Indigenous and Cultural Psychology, Denpasar, Bali-Indonesian (December, 21 – 23, 2011). Penulis : Kurnia Setiawan dan Ninawati Lihardja

Koordinator Acara; Pemeran Foto, Boneka Mei, dan Pemutaran Film “Perayaan Keberagaman”, memperingati Tragedi Mei 98 bersama Komnas Perempuan, Solidaritas Nusa Bangsa, Perhimpunan INTI, dll. Galeri Gria Rupa reka dan Komnas Perempuan, Mei 2011

Koordinator Pameran Grafisosial dalam acara “Decompression”, memperingati 10 tahun Ruang Rupa,
undangan sebagai salah satu jaringan kerjasama antar lembaga, di Galeri Nasional, Desember 2010 – Januari 2011

Panitia dan narasumber Pembekalan “Persatuan Guru Katolik dan Yayasan Pendidikan Xaverius Belitang; Berani meloncat menjadi manusia baru” Pondok Pemuda PGI, Cipayung, 28, 29, 30 Desember 2011. Pengenalan diri dan kerjasama tim.
               
Narasumber sessi : Leadership and Teambuilding “Menjadi Indonesia II” kerjasama Tempo Institute, Pehimpunan Inti dan Dewan Pertahanan Nasional, Jakarta 2011

Juri Lomba Foto PsyCamp, Untar, 2011

2010                Juri Lomba Foto dan narasumber workshop fotografi "Peringatan hari HAM", 10 Des 2010, TIM, diselenggarakan oleh ELSAM dan Yayasan Jurnal Perempuan

Juri Lomba Bisnis Plan; Go Green, yang diselenggarakan oleh Imakta, FE Tarumanagara

Modertor Seminar Animasi Open Source Blender, diselenggarakan oleh POS, FTI Tarumanagara

Narasumber seminar Hipnotis yang diselenggarakan oleh TEJO, Fikom Tarumanagara

Narasumber Pelatihan Jurnalistik ”Menjadi Indonesia”, Oktober, disenggarakan oleh Dewan Pertahanan Nasonal (Wantanas), Tempo Institute, Perhimpunan INTI

Ketua sie Acara Wisuda Untar ke - 56, JHCC, Sept 2010

Koordinator Dokumentasi Pentas Seni ” Bola – Bola Kasih”, SD St Theresia, 28 Agustus 2010

Sie acara wisuda Untar ke – 55, Mei 2010

Narasumber Pelatihan Fotografi Dasar bagi anggota Lyons Club, Jakarta, April – Mei 2010

Narasumber modul ”Multikultural; Budaya Pop Vs Budaya Pinggiran” Kampus Orang Muda Jakarta (Komjak), April, 2010, Pondok Labu

2009    Sie Acara Wisuda Untar ke – 54, JHCC, Oktober 2010

Peserta Pameran Penelitian “Research Week 2009” LPPI Universitas Tarumanagara, 19 – 23 Oktober
2009

Penanggung Jawab Pameran Foto “Green Map Jakarta”, (Mendukung Sosialisasi Kampanye Green
Map Jakarta), Jakarta, 10 – 25 Oktober 2009

Penanggung Jawab Seminar Foto “Photodesign in Commerciaal Photography”, bekerjasama dengan
Nikon,  EPSON dan FSRD Untar, 29 Agustus 2009

Penanggung Jawab Pameran Foto “Locography”, FSRD Universitas Tarumangara, bekerja sama
dengan PT Kereta Api Indonesia, Nikon, dan Epson, di  Stasiun Jakarta Kota, 24 – 30 Agustus 2009
Humas Wisuda Untar ke – 53, JHCC, Mei 2010

Koordinator & Trainer dalam “Media Development Training” untuk PLAN Indonesia, di hotel Ibis,
Jakarta, 3 – 5 Maret 2009

2008               Lulus Sertifikasi Dosen dan dinyatakan sebagai dosen profesional program studi/ Bidang Ilmu Desain Komunikasi Visual (Dept Pendidikan Nasional RI, Nomor: 08157211290), 1 November 2008

Ketua Panitia Pemutaran Film dan Diskusi “9808”Kerjasama FSRD Universitas Tarumanagara dengan
Proyek Payung, 28 Agustus 2008

2007              Koordinator Exhibition dan peserta pameran karya dosen, mahasiswa dan alumni, Open House dan Peresmian Gedung Baru Universitas Tarumanagara, 9 – 13 Mei 2007

2006              Koordinator Pelaksana Seminar dan Pameran Seni Rupa “Menuju Indonesia Baru”, kerjasama Perhimpunan INTI dan FSRD Universitas Tarumanagara, di Hotel Red Top, 20 Mei 2006
   
Juri lomba foto “Portrait of Urban Campus”. Perhimpunan Fotografi Tarumanagara (PFT), 6 Oktober 2006

Koordinator Tim FSRD untuk Pengabdian Masyarakat dalam rangka pengumpulan dana korban gempa Yogya dan Sinjai, melalui lomba gambar dan pameran foto, bekerja sama dengan Perkumpulan Pengusaha Tionghoa Peduli Bencana (Permata), di Taman Anggrek, 10 – 16 Juli 2006

Juri lomba foto “Landscape; Arsitektur dalam Frame” . BEM FSRD Universitas Tarumangara, 9 Mei 2006

Koordinator pelaksana acara peluncuran buku “Setengah Abad Jimly Asshiddigie; Konstitusi dan Semangat
Kebangsaan”, Kerjasama Perhimpunan INTI dan Mahkamah Konstitusi, Hotel Borobudur, Jakarta, 17 April 2006


biodata singkat

BIODATA

Nama lengkap : Kurnia Setiawan
Tempat/ tanggal Lahir : Jakarta, 3 Mei 1973
Alamat : Jl. Jeruk Nipis Kecil I/ 15 A, Jakarta 11510
No Kontak/ email : 0816 1844751/ kurniast@yahoo.com

Pendidikan
2000 – 2003         Magister Humaniora (M.Hum), Program Studi Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

1992 – 1997         Sarjana Seni (S.Sn), Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Program Studi Desain Komunikasi Visual, UniversitasTrisakti, Jakarta    

2010                      Becoming Professional Hypnotherapist; Wisdom Therapy, Basic & Advanced; Master of Hypnothist. Certified Hypnotherapist, member of National Guild Hypnothists (NGH), 6 Feb, 2010

Pekerjaan   
2011 – 2012        Project Coordinator program “Pancasila Harga Mati” Kerjasama Grafisosial dan TIFA   

2010 – 2012        Wakil Ketua Tim Project Management Information Technology Universitas Tarumanagara

2009 – 2010        Ketua tim adhoc Tim Information Technology Universitas Tarumanagara

2006 – 2010        Pembantu Dekan I, bidang akademik dan kemahasiswaan. FSRD  Universitas Tarumanagara

2002 – 2006        Pembantu Dekan II, bidang keuangan, personalia dan pengembangan FSRD Universitas Tarumanagara
   
1998 – sekarang     Dosen tetap FSRD Universitas Tarumanagara  
                                             Mengajar di Fakultas Seni Rupa dan Desain :
                                             Fotografi                                                                             
                                             Psikologi Persepsi                                       
                                             Mengajar di Fakultas Ilmu Komunikasi :
                                             Creative Thinking
                                             Consumer Insight
1998 – 2000          Dosen tidak tetap FSRD Universitas Trisakti                           

1995 – sekarang    Freelance Photographer
                                           Social Documentation
                                           Commercial Photography

1998 – sekarang    Freelance Trainer (people development)
                                           Self Awareness
                                           Leadership
                                           Teambuilding
                                           Communication
                                           Hypnotist & Hypnotherapy

2010 – sekarang     Hypnotherapist

Organisasi        
2011 – sekarang    Wakil Ketua Bidang Kaderisasi “Dana Pengembangan Generasi Muda (DPGM)” di Keuskupan Agung Jakarta (KAJ)

2011 – sekarang    Koord Bidang Pendidikan di Komunitas Pemerhati Pendidikan (KPP) SD St Theresia, Jakarta
2010 - sekarang    Wakil Ketua II Bidang Pendidikan dan Kebudayaan; Pengurus Pusat Perhimpunan Indonesia Tionghoa (Perhimpunan INTI)

2009 – 2011        Wakil Ketua Komunitas Pemerhati Pendidikan (KPP), SD Santa Theresia, Jakarta   

2008 – 2011        Wakil Ketua dan bidang kaderisasi Dana Pembinaan Generasi Muda Jakarta (DPGM), Keuskupan Agung Jakarta (KAJ)

2006 – sekarang   Salah satu pendiri dan Ketua Perhimpunan Grafisosial, “Desain grafis untuk perubahan" 

2005 – 2010        Pengurus Pusat; Ketua Departemen Pemuda Perhimpunan Indonesia Tionghoa (Perhimpunan INTI)